Dulu ketika awal internet belum banyak, penamaan dilakukan dengan menggunakan sistem file HOST.TXT. File HOST.TXT berisi translasi dari alamat nama ke nomor IP. SIstem ini dibuat dengan terus mengupdate file HOST.TXT.
File ini diupdate terpusat di Stanford Research Institute Network
INformation Center (SRI-NIC). Selanjuta file ini didownload mandiri oleh
masing-masing resolver. Namun sistem ini memiliki kelemahan,
dikarenakan berkembangnya jaringan internet, mkaa traffic
untukmendownload file ini juga semakin tinggi. Juga ada kemungkinan
terjadinya pemakaian 2 alamat/ lebih yang sama.
Maka dibuatlah sistem penamaan yang baru, yang disebut Domain Name System (DNS). Sistem ini mempunyai domain, zone dan pendelegasian.Sistem domain pada DNS hampir sama pada hierarki file system pada sistem UNIX, bedanya keduanya terbalik dalam penulisannnya
Contoh:
Pada UNIX : /etc/named/crontab
Pada DNS : crontab.named.etc (Bukan contoh domain sebenarnya ^_^)
Prinsip kerja DNS
Prinsip kerja DNS adalah dengan pendelegasian setiap name server. Setiap name server mengikuti hierarki penamaan DNS tersebut.
Misalnya, untuk alamat station.arc.itb.ac.id , kurang lebih langkah yang dilakukan adalah seperti ini,
Diperlukan nameserver, untuk root server, top level domain (.id), name server academic (.ac.id), name server itb(.itb.ac.id) dan name server arc (.arc.itb.ac.id). Untuk menemukan alamat IP dari station.arc.itb.ac.id ,
1. Pertama-tama komputer client akan menanyakan pada local name servernya.
2. Pada local name server akan menanyakan station.arc.itb.ac.id pada root server, biasanya tipe alamat server ini sudah diketahui name server. KArena alamatnya memang cenderung sudah fixed, maka disebut tipe hint (cache). Pada instalasi program name sever biasanya langsung didapatkan data root server ini (kalau tidak salah ada 13 root server di dunia).
3. Root server akan menjawab bahwa, domain .id sudah ia delegasikan pada name server .id
4. Local name server akan menanyakan pada name server .id,
5. name server .id manjawab, bahwa domain .ac.id, sudah ia delegasikan pada name server academic .ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server academic .ac.id
7. Name server academic .ac.id, menjawab, bahwa domain .itb.ac.id sudah ia delagasikan pada name server itb .itb.ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server itb .itb.ac.id
7. Name server academic .ac.id, menjawab, bahwa domain arc.itb.ac.id sudah ia delegasikan pada name server arc .arc.itb.ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server arc .arc.itb.ac.id
7. Name server .arc.itb.ac.id melookup databasenya, dan ternyata station.arc.itb.ac.id memang berada pada zonenya dan dalam database zone
8. Name server ARC, .arc.itb.ac.id, menjawab ke local domain name server berupa alamat station.arc.itb.ac.id, selanjutnya local name sever meneruskan jawaban ke komputer client
9. Akhirnya komputer client mengetahui alamat IP station.arc.itb.ac.id, sehingga ia dapat memulai koneksi TCP/IP le station.arc.itb.ac.id
Dengan sistem seperti ini, walaupun mata rantai lebih panjag, tapi dengan DNS, sistem penambahan nama menjadi lebih teratur
Maka dibuatlah sistem penamaan yang baru, yang disebut Domain Name System (DNS). Sistem ini mempunyai domain, zone dan pendelegasian.Sistem domain pada DNS hampir sama pada hierarki file system pada sistem UNIX, bedanya keduanya terbalik dalam penulisannnya
Contoh:
Pada UNIX : /etc/named/crontab
Pada DNS : crontab.named.etc (Bukan contoh domain sebenarnya ^_^)
Prinsip kerja DNS
Prinsip kerja DNS adalah dengan pendelegasian setiap name server. Setiap name server mengikuti hierarki penamaan DNS tersebut.
Misalnya, untuk alamat station.arc.itb.ac.id , kurang lebih langkah yang dilakukan adalah seperti ini,
Diperlukan nameserver, untuk root server, top level domain (.id), name server academic (.ac.id), name server itb(.itb.ac.id) dan name server arc (.arc.itb.ac.id). Untuk menemukan alamat IP dari station.arc.itb.ac.id ,
1. Pertama-tama komputer client akan menanyakan pada local name servernya.
2. Pada local name server akan menanyakan station.arc.itb.ac.id pada root server, biasanya tipe alamat server ini sudah diketahui name server. KArena alamatnya memang cenderung sudah fixed, maka disebut tipe hint (cache). Pada instalasi program name sever biasanya langsung didapatkan data root server ini (kalau tidak salah ada 13 root server di dunia).
3. Root server akan menjawab bahwa, domain .id sudah ia delegasikan pada name server .id
4. Local name server akan menanyakan pada name server .id,
5. name server .id manjawab, bahwa domain .ac.id, sudah ia delegasikan pada name server academic .ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server academic .ac.id
7. Name server academic .ac.id, menjawab, bahwa domain .itb.ac.id sudah ia delagasikan pada name server itb .itb.ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server itb .itb.ac.id
7. Name server academic .ac.id, menjawab, bahwa domain arc.itb.ac.id sudah ia delegasikan pada name server arc .arc.itb.ac.id
6. Local name server menanyakan pada name server arc .arc.itb.ac.id
7. Name server .arc.itb.ac.id melookup databasenya, dan ternyata station.arc.itb.ac.id memang berada pada zonenya dan dalam database zone
8. Name server ARC, .arc.itb.ac.id, menjawab ke local domain name server berupa alamat station.arc.itb.ac.id, selanjutnya local name sever meneruskan jawaban ke komputer client
9. Akhirnya komputer client mengetahui alamat IP station.arc.itb.ac.id, sehingga ia dapat memulai koneksi TCP/IP le station.arc.itb.ac.id
Dengan sistem seperti ini, walaupun mata rantai lebih panjag, tapi dengan DNS, sistem penambahan nama menjadi lebih teratur
Posting Komentar